JAKARTA – Pehobi chatting
–bercakap-cakap di dunia maya— sebaiknya jangan terlalu serius menanggapi lawan
bicara. Siapa tahu kenalan baru itu adalah chatbot, yakni robot yang khusus
diprogram untuk chatting. Chatbot merupakan program khusus dalam komputer yang
berfungsi sebagai penjawab sapaan di ruang chatting. Di masa mendatang, program
serupa ini menjadi kembangan dari artificial intelligent (AI) alias kecerdasan
buatan.
Jabberwacky, sebuah chatbot yang
tinggal di dalam hard disk komputer. Ia mampu menggunakan kata-kata pelesetan,
humor, kadang juga kata makian, bahkan juga menjadi pembicara yang
konfrontatif. Kelebihan Jabberwacky dari chatbot lain adalah: makin banyak ia
bercakap dengan para chatter manusia, makin banyak hal yang dipelajarinya.
Chatbot jenius ini adalah temuan Rollo Carpenter, finalis Loebner Prize asal
Inggris.
Loebner Prize merupakan penghargaan
khusus di bidang AI tingkat dunia yang dimulai sejak 1990. Penghargaan ini
diberikan pada mereka yang mampu meloloskan diri dari Turing Test, yakni suatu
cara menguji mesin untuk mengetahui apakah mesin itu cerdas atau tidak.
Jabberwacky akan bergabung dengan delapan finalis internasional lain pada
Oktober mendatang untung memperebutkan medali emas. Seperti semua finalis lain,
chatbot ini akan menjalani Turing Test yang metodenya ditemukan oleh Alan
Turing. Dari sini akan diketahui apakah chatbot ini benar-benar pintar seperti
halnya AI lain.
Carpenter mendesain Jabberwacky
semirip mungkin dengan manusia. Memang bukan dari bentuk fisiknya, melainkan
dari caranya bicara dan bercakap-cakap. Chatbot ini mempelajari cara bicara
manusia, mempelajari beberapa bahasa, hingga memahami konteks percakapan dan
aturannya.
0 comments:
Post a Comment